Blog seputar dunia retro dan lain-lain

Saturday, September 23, 2017

Review Suzuki Satria 2 tak 2003 120cc

Assalamualaikum. Wr. Wb. Bro/Sis

Bahas tentang mongtor lagi ,kali ini bukan motor baru, cuman motor lawas jadul bin ngebul, yaitu Suzuki Satria 120cc 2 tak, atau kadang disebut sebagai satria kotak, satria lumba, atau satria 120r. Motor ini saya dapatkan kondisi second tahun 2016 lalu, alias tangan kedua, karena kangen dengan suara motor treng-teng teng alias 2 tak atau 2 stroke.

Sebelumnya saya dimasa mudanya adalah hidup di masa keemasan 2 stroke. Motor 2 tak pertama kali yang saya naiki adalah Suzuki RC100 (cuman jadi pembonceng aja waktu itu), pertama kali belajar naik motor adalah Suzuki Tornado, lalu bawa kendaraan motor saat SMA-Kuliah adalah Suzuki F1ZR (termasuk ketemu dengan jodoh saya juga menggunakan motor 2 tak ini F1zr). 

Karena saat saya masuk di dunia pekerjaan, adalah masa transisi 2 tak ke 4 tak, saya pun ikut arus, motor2 2 tak tersebut terjual semua, dan beralih menggunakan 4 tak, dari mulai honda astrea, supra fit, yamaha crypton, suzuki thunder, yamaha vixion, jupiter z, nmax, dan yang terakhir adalah suzuki address. Semuanya terasa hambar, walaupun diganti kenalpot sekalipun. :D :D :D, tidak ada sensasinya. Paling-paling ya yamaha vixion dan nmax saja yang sedikit memberikan sensasi, tapi ya namanya aja 4 tak ya tetep aja gitu-gitu aja. He he he he....

Sekarang hanya ada suzuki address saja untuk 4 taknya, yang lainnya sudah berpindah tangan. Karena kangen dengan suara gemerincing 2 tak. Akhirnya berburu deh. Pilihan ada yamaha F1zr, Ninja, King, dan satria. Sebenernya adalagi yamaha tiara, touch, nsr, 125z, tapi out of budget untuk kondisi layak pakai. Untuk ninja, sudah terlalu pasaran, dan terlalu kenceng, butuh jalan panjang untuk menikmati high rpm dan kipsnya. King juga sudah terlalu ramai di jalan. Pilihan jatuh pada bebek bebek genit dah, yaitu F1zr dan Satria 2 tak. Untuk F1zr dicoret lagi karena sudah pernah pakai. Dulu pakai f1zr klo dah ketemu satria 2 tak, ah ampun pasti pada gak mau ngalah. Nah karena sudah pernah pakai f1zr, ya pengen cari sensasi yang lain. Yaitu bebek satria 2 tak dah musuh bebuyutan pas pakai F1zr... :D

Hunting di OLX, ketemu deh sesuai budget, satria kotak tahun 2003 warna biru, kondisi ya:
- ban cacing (haduuhh)
- cdi bermasalah
- blok udah os 100 lebih
- knalpot bising (ahau)
- Untuk body masih lumayan untuk motor tahun 2003

Harga pasaran saat ini kondisi gress diatas 6jutaan... lengkap dan full paper

Ok setelah deal angkut deh langsung gas pulang, karena cdi bermasalah, motor gak bisa digeber. Dan langsung deh proses restorasi... :)
1. Langsung ganti ban.... (seminggu pertama)
2. Minta settingin di bengkel (ketemu masalah di cdi) sama ganti knalot standar(proses hampir sebulan)
3. Ganti beberapa part yang mulai usang dan ganti jok(sebulan kemudian)
4. Mongtor ngejim saat gas pol... baret-baret dah, ke bengkel, cariin blok yang OS 0, tadinya mau dapet yang imitasi versi thai, e ndilalah si tukang bengkel nemu satria tua yang bloknya masih bagus banget, blok oS 0 japan satria 2 tak 5 speed starter.(sekitar 3-6 bulanan , karena nemu blok os 0 seken kondisi ok bener2 sulit bro)
5. seting sana sini..., masalah lain adalah oleng di motor, di urut ganti laher arm, laher ban, ganti velg fu, ganti komstir, masing oleng juga, akhirnya coba ganti laher komstir bambu, e alhamdulillah normal (proses ini lama ngurutnya hampir setahun)...

Nah berikut penampakannya... :D :D :D :D :D

Nah tuh desainnya membulat-membulat jadul,




Knalpot gendut ditengah....., knalpot standar tanpa di bobok..


Velg FU, cakram belakang shogun



Velg didepan sedikit di modifikasi biar bisa pasang gearbox speedo.. :D

Mesin 120cc, blok OS 0 Japan punyanya satria 5 speed.


Area dashboar, cuman ada penunjuk oli samping, lampu sen, lampu jauh, tombol sen, tombol klakson, lampu hidup/mati, engine cut off, chooke.

Kapasitas tengki 5 literan.

Impresi Berkendara
Satria 120 tak, merupakan bebek tulen, jadi ergonominya ya mirip bebek-bebek pada umumnya, joknya lebar dan empuk (modif ditukang busa, kondisi secondnya tipis kayak triplek). Area dek tengah juga lumayan luas. Kaki juga rileks, masih cukup nyaman dah kalau buat jalan jauh, kecuali tangan, namanya juga motor kopling, pasti pegalnya di area itu aja.

Nah bagaimana kondisi dijalan, weleh, liar bro tenaganya, ga ada engine brake, gas lepas ya kayak metik, tapi ngelosnya lebih daripada metik, klo metik masih ada engine brake sedikit.

Akselerasi kondisi standar CDI BRT, nggilani mas bro, 0-100kmh cepet banget. Ya tipikal 2 tak, akselerasinya cepet-cepet. Kalau jarak pendek hampir semua 4 tak cc 125-150 ketinggalan. Tapi karena satria 2 tak ini cuman sekitar 13-15 hp powernya, klo urusan top speed, lawan 4 tak macem cbr150, satria fu, vixion, dan kawan-kawan ya ketinggalan... hahahaha... estimasi di gps top speed cuman 110-115kmh aja, dapetnya.. di speedo  bawaan mah udah 150 km/h (speedo dulu lebay2 bro/sis). Saya beraninya juga paling 100 kmh aja... (on gps) lebihnya inget kuburan... :), jadi kendur sendiri.

Tapi kebetulan saya bukan orang yang doyan speed (udah cukup di masa muda dulu dengan f1zr yang udah diobok2 abis). jadi pakai motor 2 tak ini hanya untuk menikmati suaranya saja yang khas, apalagi satria ini gas nya pendek.... klo mau teeeeet, teeeet, gak perlu jalan panjang udah bikin hepi... :D

Untuk konsumsi bensin, lumayan boros, cuman 21-26 km/liter

Motor ini juga gak akan di obok-obok, biarlah tetap standar apa adanya gini. Saat ini sudah 8000km bersama satria 2 tak, semenjak beli second... :) semoga tetap sehat dan tetap dapat berlari... :)

itu saja review dari saya :), ada yang kangen 2 tak, silahkan saja berburu......

salam treng teeeng tengggg...... nguuuuuk nguuuuk...

Wassalamualaikum. Wr.wb... :)
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

1 Comments:

  1. Memang benar.untuk yang ingin kembali merasakan 2tak pasti pernah merasakan masa kejayaan 2tak.terutama nostalgia dengan satria 2 tak lumba.sekarang cuma ingin merasakan sensasi 2tak saja.terutama suara mbrebet kas satria 2 tak sudah jadi pengobat rindu jaman dulu.masalah top speed tidak terlalu diburu..kasihan sudah tua.yang penting tarikan enak dan jadi pusat pandangan dijalan.tidak suka yang terlalu pasaran

    ReplyDelete

Anda harus sign ke akun Google terlebih dahulu untuk memberi komentar