Assalamualaikum.Wr. Wb. Bro/Sis.
Lalu untuk pengaturan layaknya windows 8/10, keluar lewat pojokan.
Oh ya, jika ada yang tidak suka model dockbar, bisa diganti seperti layaknya windows 7/8/10, klik kanan saja pada dockbarnya, kemudian tinggal pilih deh, fashion mode -> untuk default dockbar, efficient mode -> untuk yang ingin ala windows 7/8/10 style, atau -> classic mode , seperti windows xp jadul. Berikut contohnya ketika menggunakan efficient mode.
Lumayan cukup fresh jika dibandingkan dengan LXDE, dan lumayan ringan juga. Terlihat di Task manager, nyaris tidak ada yang menggunakan lebih dari 1%, selain firefox tentunya yang pada saat menulis ini sedang dijalankan.
Sudah lama tidak melakukan pacman -Syu pada system archlinux yang terinstall di Laptop Toshiba Satellite C640. Dan akhirnya harus mengunduh sekitar 1GB lebih untuk update. Tak terasa hampir 4 tahun ini laptop setia ditemani dengan Archlinux berdampingan dengan android-x86 + Windows 8.1. Nyaris tidak pernah install ulang semenjak install pertama kali, sampai-sampai lupa bagaimana cara install Archlinuxnya.
Sampai terakhir update sistem archlinux, saya masih menggunakan LXDE sebagai desktop environment favorit saya. Tapi lama kelamaan kok makin kelihatan jadul, setelah sekian lama menggunakan windows 8.1 yang eyecatching. Pas nengok LXDE kok seperti kembali ke era Windows 95. Okelah hunting lagi di Archlinux Wikipedia untuk mencari inspirasi, dan "ndilalah" List Desktop Environment yang sudah masuk official repo archlinux bertambah. Ada 2 yang menurut saya baru (alias belum pernah coba) yaitu Deepin dan Budgie. Untuk Budgie saya kesampingkan karena terlihat masih experimental. Jadi deh pilih deepin untuk diinstall. Oh ya deepin itu aslinya dikembangkan oleh Developer Deepin OS. Lha kenapa gak install Deepin OS saja, alasanya "males" bro install ulang, wong di Arch udah ada jugaan. :P
Oke langsung saja untuk instalasi:
$sudo pacman -S deepin
ada pilihan enter saja (untuk install semua)
tunggu hingga selesai.
Kebetulan saya pakai LXDM untuk login managernya, otomatis tampil Deepin di LXDM tersebut, dan setelah install logout dari LXDE, lalu login dengan memilih Deepin dari LXDM.
Nah berikut adalah tampilan default dari Deepin.
Terdiri dari dock icon saja. Cukup simple, untuk menu bisa dijalankan melalui icon launcher. Sekilas untuk menu, jadi teringat gnome 3, akan tetapi ini lebih mudah.
Sampai terakhir update sistem archlinux, saya masih menggunakan LXDE sebagai desktop environment favorit saya. Tapi lama kelamaan kok makin kelihatan jadul, setelah sekian lama menggunakan windows 8.1 yang eyecatching. Pas nengok LXDE kok seperti kembali ke era Windows 95. Okelah hunting lagi di Archlinux Wikipedia untuk mencari inspirasi, dan "ndilalah" List Desktop Environment yang sudah masuk official repo archlinux bertambah. Ada 2 yang menurut saya baru (alias belum pernah coba) yaitu Deepin dan Budgie. Untuk Budgie saya kesampingkan karena terlihat masih experimental. Jadi deh pilih deepin untuk diinstall. Oh ya deepin itu aslinya dikembangkan oleh Developer Deepin OS. Lha kenapa gak install Deepin OS saja, alasanya "males" bro install ulang, wong di Arch udah ada jugaan. :P
Oke langsung saja untuk instalasi:
$sudo pacman -S deepin
ada pilihan enter saja (untuk install semua)
tunggu hingga selesai.
Kebetulan saya pakai LXDM untuk login managernya, otomatis tampil Deepin di LXDM tersebut, dan setelah install logout dari LXDE, lalu login dengan memilih Deepin dari LXDM.
Nah berikut adalah tampilan default dari Deepin.
Terdiri dari dock icon saja. Cukup simple, untuk menu bisa dijalankan melalui icon launcher. Sekilas untuk menu, jadi teringat gnome 3, akan tetapi ini lebih mudah.
Lalu untuk pengaturan layaknya windows 8/10, keluar lewat pojokan.
Oh ya, jika ada yang tidak suka model dockbar, bisa diganti seperti layaknya windows 7/8/10, klik kanan saja pada dockbarnya, kemudian tinggal pilih deh, fashion mode -> untuk default dockbar, efficient mode -> untuk yang ingin ala windows 7/8/10 style, atau -> classic mode , seperti windows xp jadul. Berikut contohnya ketika menggunakan efficient mode.
Lumayan cukup fresh jika dibandingkan dengan LXDE, dan lumayan ringan juga. Terlihat di Task manager, nyaris tidak ada yang menggunakan lebih dari 1%, selain firefox tentunya yang pada saat menulis ini sedang dijalankan.
Oke itu saja, setelah install Deepin, ini archlinux saya jadi lebih menarik dan tidak kalah dengan Windows 10/8. Dan sepertinya ini akan menjadi DE terlama setelah LXDE dan KDE yang dahulu saya gunakan. Oke itu saja, selamat mencoba Deepin Desktop Environment di Archlinux. :)
0 Comments:
Post a Comment
Anda harus sign ke akun Google terlebih dahulu untuk memberi komentar